Jual Mahakarya Islam Nusantara - Kitab Naskah Manuskrip & Korespondensi Ulama Nusantara

Mahakarya Islam Nusantara - Kitab Naskah Manuskrip & Korespondensi Ulama Nusantara

Rp0

0 PRODUK TERSEDIA

Kategori: Referensi Islam

Detail Produk

Berat : - gr

Mahakarya Islam Nusantara - Kitab Naskah Manuskrip & Korespondensi Ulama Nusantara - A Ginanjar Syaban

Harga Normal Rp 150.000

1000 gram


Dalam sebuah forum kajian Turats Ulama Nusantara di Islam Nusantara Center (INC) Ciputat, Ahmad Ginanjar Sya’ban pernah mengatakan bahwa Nusantara memiliki khazanah penaskahan yang luar biasa kaya. Naskah-naskah ini lahir dari ulama-ulama asli Nusantara yang menjadi referensi utama dunia keilmuan. Tapi ironis, Indonesia sendiri tidak memilikinya. Naskah tersebut malah banyak tersimpan bukan hanya di Asia Tenggara tetapi juga di berbagai perpustakaan dunia Barat, dan Timur Tengah.


Di Timur Tengah, banyak naskah ulama Nusantara yang mencapai ribuan. Naskah-naskah itu tersimpan dan tersebar di pelbagai perpustakaan di Mekah, Riyadh, Baghdad Mesir, Istanbul Turki dan di Qum Iran. Dan kategori naskah ini adalah kategori naskah penting dalam rentang abad yang sangat lama, antara abad ke 17 M – 20 M, bahkan sampai abad 21 M. Menandai samudera kekayaan intelektual dan keagungan khazanah literatur Islam Nusantara yang demikian luas dan kaya.


Sayangnya, belum ada sarjana yang mengkajinya secara mendalam dan memetakan sejarah literatur Islam Nusantara tersebut secara runut, paling tidak dengan membuat ensiklopedi akannya. Hal ini seakan menandakan adanya sebuah “ruang kosong” (farâgh) dalam wilayah kajian ini, padahal sangat penting.


Buku Mahakarya Islam Nusantara; Kitab, Naskah, Manuskrip & Korespondensi Ulama Nusantara karya Ahmad Ginanjar lahir sebagai ikhtiar untuk mengisi ruang kosong tersebut (sadd al-farâgh). Sekaligus sebagai upaya awal menuju penggagasan “bibliografi karya-karya ulama Nusantara”, semacam ensiklopedi yang memberikan kita data sekaligus bentangan peta akan khazanah karya-karya intelektual ulama Nusantara sepanjang lintasan sejarah.

Review